Jumat, 19 Februari 2010


Kalau saya ngenet di hape buat buka facebook, paling2 cuma lihat notifications (pilih yang kira2 penting. Yang gak penting tuh seperti ‘Oy! Si mehong telah mengajakmu bermain Kucing2an. Klik di mari untuk mulai bermain!), terus komen di dua atau tiga status yang keliatan di halaman pertama. Kita tahu sendiri kan, penduduk di halaman pertama ini biasanya para spammer profesional yang kerjaannya enggak beres gara2 sibuk gontaganti status FB atau sekadar mengubah profile picture.
Akibatnya, teman2 yang punya status lebih penting daripada ‘Pada tahu gak seeeeehh.. Guwa ada gebetan baru neeeeeh..’ atau ’sedang main yoyo bareng yayangkoeee..’, menjadi.. apa ya istilahnya? Tersisihkan lah begitu. Solusinya simpel bin maknyus: block!
Orang-orang yang berpenyakit obsessive compulsive pada bukumuka seharusnya sadar bahwa bukumuka bukan disediakan untuk nyampah. Nyampah kudu di tempat sampah. Dan tiada tempat nyampah yang lebih indah selain di blog sendiri. Namun belakangan saya sadar, bahwa penggemar blog maha penting dan dahsyat ini jumlahnya sudah melebihi separuh penduduk bumi(ngayal). Akibatnya apa? Saya juga jadi spammer profesional di kalangan para penikmat umpan alias feed aggregator. Seandainya saja saya ngikut di salah satu planetplanet, mungkin orang bakal memblok feed saya, dengan alasan yang sama yang saya gunakan saat memblok status orang2 di bukumuka.
Well, seperti itulah.. Kadang kita juga harus sadar diri kalau kita itu pantas diblok, pantas tidak difollow, pantas tidak disubscribe, pantas tidak digubris. Kita cuma spammer profesional.

0 Comments:

Post a Comment